Thursday, December 26, 2019

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyoroti berbagai masalah guru dan pendidikan dalam pidatonya menjelang Hari Guru Nasional. Ikatan Guru Indonesia (IGI) mengatakan, dalam pidatonya itu, tersirat keinginan Nadiem agar guru-guru tak lagi terbebani pekerjaan administratif.

"Nadiem Makarim dalam pidatonya yang sudah disebarkan untuk dibacakan pada peringatan Hari Guru Nasional sangat jelas terlihat keinginan beliau untuk fokus menyiapkan pelajar kita untuk masa depan yang lebih baik. Dalam pidatonya, Nadiem Makarim menginginkan guru-guru Indonesia tidak terbebani dengan beban administrasi yang begitu berat beban beban administrasi ini selama ini menjadi tugas dan senjata pejabat-pejabat tertentu untuk membuat beban inspirasi guru semakin berat," kata Ketum Pengurus Pusat IGI Muhammad Ramli Rahim kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).
IGI juga menilai, dalam pidatonya, tersirat keinginan Nadiem agar anak-anak tak lagi terkungkung oleh kurikulum. Selain itu, IGI menangkap keinginan mantan bos Go-Jek tersebut menempatkan guru pada posisi terhormat.

"Kami juga menangkap keinginan Nadiem Makarim untuk menempatkan guru pada posisi terhormat," ungkapnya.

Karena itu, IGI pun mendorong sejumlah hal untuk mewujudkan keinginan-keinginan tersebut. Pertama, mendorong adanya inovasi di dunia pendidikan untuk mewujudkan keinginan tersebut.

"Ikatan Guru Indonesia memandang diperlukannya inovasi dengan menyederhanakan jumlah mata pelajaran mempercepat penguasaan bahasa dunia bagi anak-anak kita dan menjadikan lulusan SMA/SMK memiliki keterampilan dan keahlian sehingga mudah diserap oleh lapangan kerja di masa depan," ujarnya.


Kedua, kata Ramli, IGI juga mendorong Mendikbud memastikan guru-guru di Indonesia memiliki status yang jelas dengan pendapatan yang tidak berada di bawah upah minimum kabupaten/kota ataupun provinsi. Nadiem diminta menjamin kesejahteraan para guru.

"Nadiem Makarim harus mampu membebaskan guru dari keterhinaan dengan pendapatan yang bahkan jauh lebih rendah dari buruh bangunan. Dengan cara seperti itu, Nadiem Makarim menempatkan guru pada tempat yang mulia sehingga guru betul-betul dapat berkonsentrasi pada proses pembelajaran untuk menyiapkan anak-anak bangsa di masa yang akan datang," kata Ramli.


"Prinsip guru tanpa tanda jasa sudah harus diubah mengingat kebutuhan untuk kehidupan sehari-hari semakin berat dan karena itu guru-guru Indonesia harus ditempatkan pada posisi yang mulia dengan diberikan pendapatan yang layak," sambung dia.

Bahkan, IGI pun bersedia ikut berperan dalam mewujudkan keinginan-keinginan Nadiem dalam dunia pendidikan tersebut. Ramli mengatakan, bersama pemerintah, IGI akan ikut meningkatkan kompetensi guru tanpa harus diberi anggaran.

"Sebagai upaya dan komitmen serius Ikatan Guru Indonesia untuk menyiapkan guru yang memiliki kompetensi yang tinggi Maka IGI bersedia mengambil tanggung jawab dari pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru tanpa harus diberikan anggaran. Ikatan Guru Indonesia hanya membutuhkan legitimasi agar pelatihan apapun yang dilakukan oleh ikatan guru Indonesia diakui dan mendapat penghargaan yang layak dari pemerintah," pungkas Ramli.


Sumber: Detik News 
Tanggal: 24 November 2019

Soal Ulangan Harian

Untuk melatih pemahaman kalian tentang materi, silahkan mengerjakan soal ulangan harian berikut ini dengan benar.

Tuesday, December 24, 2019

Banyak Murid Tidak Suka IPA, Pentingnya Guru IPA Kreatif Mengajar

Banyak Murid Tidak Suka IPA, Pentingnya Guru IPA Kreatif Mengajar
Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Sri Renani Pantjastuti mengatakan guru harus kreatif dalam mengajarkan mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) pada siswa. "Guru harus kreatif, untuk menunjukkan bahwa belajar IPA itu penting. Sehingga mereka tertarik dan mendapat manfaat dari pelajaran itu," ujar Renani usai pembukaan simposium nasional guru IPA di Jakarta, Selasa 16 November 2019. Selama ini, kata dia, siswa kurang menyenangi mata pelajaran IPA karena guru gagal dalam mengajarkan sains yang aplikatif. Lebih banyak yang berbasis pada konten. 
"Dari simposium ini, banyak praktik baik yang sudah dilakukan oleh guru-guru, dan kami harap bisa mendiseminasikannya lagi ke guru lainnya," terang dia.
Sejumlah praktik baik yang bisa didesiminasikan pada guru lainnya, mulai dari pelajaran fisika hingga kesiapsiagaan bencana. Dia berharap akan semakin banyak guru-guru IPA yang termotivasi untuk mengajarkannya secara kreatif. Kegiatan inti dari simposium itu adalah forum saling berbagi pengalaman bagi guru-guru IPA terpilih, yang dikelompokkan dalam beberapa subtema.
Subtema tersebut terdiri dari penguatan pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA, strategi pembelajaran, penilaian pembelajaran, upaya peningkatan kinerja guru, pengembangan literasi dalam pembelajaran, strategi pembelajaran dalam jaringan, pengembangan media pembelajaran, pengembangan lingkungan sebagai sumber pembelajaran, pengembangan pembelajaran IPA melalui ekstrakurikuler, pemanfaatan laboratorium IPA, dan strategi pembelajaran IPA di daerah 3T.
Dalam simposium itu juga diluncurkannya empat program Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA, yakni Diklat Daring Masif dan Terbuka (Didamba), Media informasi kepala laboratorium IPA (De-Mikroskop), SIM Evaluasi Diklat (SimEDI), dan Mobil Pendidikan Semua Pintar Sains (Modis Pisan).
Sumber: Tempo, Jakarta 2019

Monday, December 23, 2019

IGI dan PGRI Bali Berkolaborasi dalam Gebyar TIK Bali 2019




IGI Wilayah Bali kembali beraksi dalam misinya untuk berbagi ilmu dan pengalamannya melalui seminar pendidikan yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Agustus 2019 lalu. Pada kegiatan ini IGI Wilayah Bali  berkolaborasi dengan PGRI Bali.  Acara seminar pendidikan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Pustekom  melalui UPTD. BPTEKDIK Dinas Pendidikan Provinsi Bali.

Seminar ini dibuka oleh Bapak Kadisdik Provinsi Bali, dalam sambutannya Kadisdik Provinsi Bali mengharapkan para guru senantiasa mengikuti perubahan jaman agar dapat selalu diterima oleh peserta didik yang merupakan digital navite. Di era pendidikan 4.0 ini, guru diharapkan dapat memanfaatkan teknologi dalam pembelajarannya sehingga pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan.
Seminar ini dihadiri  oleh 250 orang guru yang datang dari seluruh Bali. Adapun yang hadir sebagai narasumber adalah tiga orang guru yang telah sukses dalam memanfaatkan teknologi dan informasi dalam proses pembelajarannya yaitu 1) Made Mahendra Eka Purusa, S.Pd (SMAN 3 Singaraja) dengan materi “Menjadi Guru Kreatif ala 4.0”, 2) I Wayan Hadi Suartana (SMKN 1 Tabanan) dengan materi “Memaksimalkan Peran Aktif Siswa di Era Digital dengan Gadget”dan 3) I Wayan Karyawan (SMAN 1 Petang) dengan materi “Membuat Sertifikat Online dengan Canva”.
Antusias para guru pada acara ini sangat tinggi terbukti dengan kesungguhan mereka pada sesi presentasi oleh narasumber dan banyaknya pertanyaan yang muncul saat sesi tanya jawab. Pertanyaan yang banyak muncul diantaranya bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik, bagaimana cara mencari informasi yang tepat di internet, bagaimana mengantisipasi dampak negative perkembangan IT,  dan bagaimana cara mengetahui sertifat online itu palsu atau tidak. Acara ini semakin semarak dengan adanya quis dengan doorprice menarik dari beberapa sponsor.
Selain seminar, IGI juga mengikuti pameran dalam rangkaian kegiatan ini. IGI memamerkan beberapa buku hasil karya beberapa anggota IGI. Hasil yang menarik perhatian di stand pameran IGI adalah pemanfaatan printer bekas sebagai alat untuk memeriksa LJK serta aplikasi presentasi tanpa LCD proyektor dan internet.
by: Tim Pemberitaan IGIBali (Agustina)

DUTA RUMAH BELAJAR NASIONAL PROVINSI BALI

WIB 17: SESION KHUSUS DUTA RUMAH BELAJAR NASIONAL PROVINSI BALI
Materi :
1. Pembahasan khusus tentang kegiatan PembaTIK Level 2 Nasional dalam penyelesaian tugas – tugas dan cara menguploadnya.
2. Evaluasi dari Pelatihan PembaTIK Lokal Provinsi Bali dan kegiatan tahap selanjutnya.
Webinar IGI Bali Sesion ini dilaksanakan pada KAMIS, 30 Mei 2019 mulai pkl. 19.00 Wita
Webinar akan disajikan oleh para Duta Rumah Belajar Nasional Provinsi Bali dan dihadiri oleh UPTD. BPTEKDIK Provinsi Bali
Narasumber :
Nama Lengkap : Gusti Ngurah Kama Wijaya
Jabatan : Kepala Seksi Pengembangan dan Pengelolaan Teknologi Pendidikan, UPTD. Balai Pengembangan Teknologi Pendidikan
Intansi : Dinas Pendidikan Provinsi Bali
Pemateri :
Nama Lengkap : Komang Budiadnya, S.Pd
Asal Sekolah : SMAN 2 Banjar
Guru Mapel : Bahasa Inggris
Asal : Panji, Buleleng
Jabatan : DRB Bali Ver. Jejak Bali
Pemateri :
Nama Lengkap : I Nyoman Haryantara, S.Pd
Asal Sekolah : SMP N 4 Petang
Guru Mapel : Guru TIK
Asal : Br. Gambang, Desa Memgwi,Badung
Jabatan : DRB Bali thn 2018

Perangkat KBM

RPP K-13 IPA Semester 1 Materi 3.1
RPP K-13 IPA Semester 1 Materi 3.1

Silabus K-13 IPA
Silabus


Hubungi Saya

Hubungi Saya

Nama        :  Ni Putu Wahyuni, S.Pd
Email         :  ayuniuno@gmail.com
No. HP      :  081 735 40 47
Blog           : ayuniuno04.blogspot.com